Kamis, 04 Agustus 2011

Menimba Ilmu dari Traveller Kawakan (Bagian 3 – Selesai)

.

Rabu, 6 Juli 2011, Ebbie Vebri Adrian tiba di Mamuju. Selama di Mamuju mengunjungi Bukit Kelapa Tujuh, Air Terjun Tamasapi, Permandian Soddo, Taman Wisata Jati Gentungan, dan Pantai Lombang-Lombang. Kadang sendirian mengunjungi tempat-tempat tersebut; kadang ditemani peminat fotografi di Mamuju.

Esok lusanya, 8 Juli 2011, bertempat di Aula Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat Ebbie kembali mengadakan diskusi fotografi. Suasananya tenang jauh dari dari jalan raya. Soalnya terletak di kompleks perkantoran pemerintah Provinsi Sulawesi Barat yang sedang dalam tahap pembangunan. Ebbie memulai diskusi dengan menceritakan perjalanan Travellingnya.

Ebbie vebri adrian memulai traveller tahun 2005. Untuk provinsi Sulbar ini adalah kunjungannya yang ke tiga kali. Kadang kala suatu tempat di Indonesia, Ebbie kunjungi lebih dari satu kali. Saat ini dia lebih kenal sebagai traveller photografi. Walaupun niat pertamanya cuma ingin melihat Indonesia secara dekat.

Awal tahun 2005, belajar motret pertama kali dengan menggunakan kamera Lumix. Kemudian diganti dengan kamera DSLR atas saran temannya.Tiga bulan pertama hasil fotonya hancur. Tapi karena ketekunan dan keinginan yang kuat untuk belajar, tidak membuatnya putus asa. Malah pertama motret, Ebbie belajar sendiri dari buku manual. Membuat catatan kecil dalam menguasai menu kamera dan menyimpannya di dalam dompet. Bisa di katakan Ebbie belajar secara otodidak.

Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Untuk menghasilkan intensitas yang tepat di gunakan alat ukur berupa lighmeter. Seorang fotografi bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA, diafragma, dan kecepatan rana.

Dalam mendapatkan foto yang cantik Ebbie berusaha menghindari penyuntingan. Baginya motret jangan mengandalkan software buat editing. Karena akan membuat fotografer menjadi asal-asalan belajar. Sebaiknya seorang fotografer berusaha menghasilkan foto bagus langsung dari kamera.

Ebbie dalam diskusinya tak lupa memperlihatkan hasil bidikannya. Banyak peserta diskusi yang bertanya bagaimana cara mendapatkan foto bagus. Misalnya, foto blur dengan diafragma yang besar maka latar belakangnya menjadi blur. Foto air terjun dengan air yang tenang dengan cara menggunakan kecepatan rendah.

Salah satu foto yang cukup menarik adalah foto kota Banggai yang Ebbie ambil dari atas bukit. Ebbie menyarankan meletakkan kamera pada tripod. Tripod akan memberikan kestabilan ke kamera dan membantu mengeliminasi kemungkinan foto kabur yang mungkin akan terjadi jika memotret dengan tangan. Dan memperkecil kekaburan menggunakan remote shutter release.

Idealnya waktu yang tepat untuk memotret landscape adalah di bawah jam 10.00 siang dan sesudah jam 03.00 sore. Karena pada saat itu sinar matahari masih lembut dan tidak terik. Posisi matahari di belakang pemotret.

Saat ini Ebbie Vebri Adrian mempunyai stok foto yang lumayan lengkap tentang Nusantara. Dalam menyewakan fotonya Ebbie menerapkan dua cara yaitu: pertama non eksklusif di mana semua orang bisa memakai foto tersebut seharga 1 sampai 7 juta perlembar foto. Kedua eksklusif hanya penyewa yang bisa memakai foto tersebut seharga 7 sampai 15 juta perlembar foto, itupun dalam jangka waktu tertentu.

Pencapaian prestasi Ebbie di bidang fotografi saat ini, butuh perjuangan besar. Kehidupan nomaden di jalaninya sejak 2005 sampai sekarang. Sehingga baginya Indonesia yang sedemikian luas adalah alamat tinggalnya. Tidak mudah menjalani kehidupan seperti itu dalam waktu yang lumayan panjang. Diakhir diskusi di kantor DKP Mamuju Ebbie berencana tahun 2012 untuk mengurangi dulu petualangannya untuk fokus menyelesaikan buku “INDONESIA” nya, membuat website, dan rencana hidupnya yang lain.

Sabtu, 9 Juli 2011 beberapa jam sebelum pembukaan Kemilau Sulawesi 2011, Ebbie Vebri Adrian melanjutkan perjalananya menuju menuju Kalimantan. Awalnya dia berniat mendokumentasikan acara pembukaan even tersebut, tapi karena dia melihat persiapan panitia tidak maksimal, dia putuskan untuk terbang ke Kalimantan. “Daripada saya terlambat menghadiri momen yang pasti dan lebih menarik, lebih baik saya segera berangkat,” dalih Ebbie

0 comments

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar