Kamis, 11 Agustus 2011

SETITIK AIR DARI: TADARRUS PUISI "ISTIGHOSA UNTUK HARI ESOK BANGSA DAN NEGARA"

.


Rabu, 10 Agustus 2011 bertempat di lorong jalan Tinggas-Tinggas komunitas seniman se Sulbar berkumpul.Panggung berlatar terpal hitam, diatasnya terlihat beberapa alat musik tradisional sampai modern.Panggung di buat pendek tapi terlihat bersahaja.Tak ada kesan formal. Penikmat seni duduk bersila diatas hamparan karpet, membuat suasana menjadi santai.Acara di pandu oleh Muhammad Syariat Tajuddin.

Tak ada sekat antara pejabat dengan seniman.Darwin Badaruddin yang Kadis Kebudayaan Dan Pariwisata Polman turut membacakan puisinya.Dengan setelan putih songkok haji, nampak apik membacakan puisinya.Lagu keagamaan dari tuan rumah Teater Flamboyant Mandar juga tampil memukau.(penggunaan istilah lagu religidi hilangkan).Tampak hadir Camat Tinambung memberikan sambutannya.Dalam sepatah kata dari beliau bercerita pernah melihat penampilan Teater Flamboyant di Makassar sewaktu mementaskan lautan jilbab di gedung Manunggal waktu itu almarhum Ali Syahbana sebagai dedengkot Teater Flamboyant dan Emha Ainun Najib .

Tak ada istilah amatir atau sebaliknya, semua di beri kesempatan untuk mengepreasikan kesenimannya.Pembacaan puisi dan lagu dari Lembang-Lembang cukup lumayan untuk ukuran belia.Sewaktu turun dari panggung kudengar ada sapaan dari penonton untuk salah satu personil dari komunitas seniman Lembang-Lembang tentang balapan liar.Ternyata anak yang tampil sedikit grogi sewaktu menyanyikan lagu keagamaan sering ikut balapan liar.Mudah-mudahan dengan ikut komunitas teater, ada penyaluran potensi diri yang lain.Penulis masih ingat awal berdirinya Teater Flamboyant berawal dari keprihatinan Ali Syahbana melihat pemuda di kampung halamannya tanpa wadah yang positif untuk menyalurkan potensi dirinya.Andai beliau masih hidup akan sangat bersyukur dengan pencapaian yang di peroleh Teater Flamboyant Mandar saat ini.

Ada salah satu puisi yang unik, karena tercipta dari saling balas SMSantara Mamat dan Muhammad Syariat Tajuddin.Puisi yang tercipta dari kerinduan Mamat akan suasana puasa, karena pada saat itu Mamat berada di Bali.Di mana Adzan jarang terdengar.Sampai kalimatbau piapiada dalam bait puisinya.Saking rindunya dengan kampung halaman.

Melati 45 dari Majene dan Gema Bina Unasman tampil membawakan puisinya dengan baik.Ada yang cukup menghibur dari penampilan Sahbuddin Mahgana.Sebelum tampil, dia yang sudah berada dia atas panggung memangil seseorang untuk bersama membaca puisi.Lama yang di panggil tak muncul, Sahbuddin kemudian turun menjemputnya.Dari arah belakang penonton dia datang menenteng sesisir loka2(pisang kecil).Ternyata teman yang di panggil sejak tadi untuk menemaninya berpuisi adalah pisang kecil.Pisang kecil di berikannya kepada penonton untuk dicicipi dan menanyakan rasanya? .Loka-loka adalah judul puisi Sahbuddin Mahgana malam itu.

Padepokan Mpu tantular tampil cukup piawai juga. Ishak Jenggot yang berada dalam komunitas Sure Bolong tampil sangat harmonis dengan Mamat dalam kolaborasi musik di iringi lagu keagamaan.Walau Pai tampil singkat dengan puisinya, karena jam terbang yang lumayan tinggi maka penonton cukup terkesima di buatnya.

Keheningan di antara penonton tercipta sewaktu komunitas Palatto tampil dengan tiga personilnya Dengan konsentrasi dan penjiwaan yang tinggi membuatnya tampil menyatu dengan puisi yang di bawakannya.Makna yang ada dalam puisi dapat di resapi penonton.

Setitik air dari dunia puisi dapat menghilangkan dahaga.....

0 comments

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar