Kamis, 11 Agustus 2011

RAMADHAN DI KAMPUNGKU

.


Ada yang selalu berbeda di setiap bulan Ramadhan, perlakuan khusus yang di berikan masyarakat di kampungku (Tinambung) mulai dari awal menyambut bulan Ramadhan, menjalaninya, dan melepaskan bulan penuh berkah ini.

Di awali beberapa hari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, sebagian berziarah ke makam keluarga sekaligus membersihkan makamnya.Pada malam pertama menyalakan solung (kemiri yang di haluskan dan dililitkan pada rajutan bambu) di sekeliling rumah, kadang di bawah tangga dan di kolong rumah di sekitar “posiq arriang”.Acara syukuran kecil-kecilan diadakan di setiap rumah pada malam pertama puasa.Biasanya sehabis sholat Magrib atau Isya.Semua anggota keluarga berkumpul di pimpin oleh kepala keluarga atau tetangga yang biasa memanjatkan do’a.Dengan menu makanan yang spesial (kadang memotong ayam)aneka buah-buahan yang sedang musimnya dan yang tidak pernah di lupakan loka tira (pisang ambon).

Ada yang khas sholat tarwih di mesjid- mesjid di kampungku, pada awal puasa biasanya jumlah jamaah pada hari pertama lumayan banyak.Seiring dengan waktu, jumlah jamaah tarwih semakin berkurang.Hanya ada pengecualian pada 17 Ramadhan dan 27 Ramadhan pada malam itu biasanya ada peningkatan jumlah jamaah sholat tarwih.Di kampungku hampir semua mesjid melaksanakan sampai tarwih 20 dilanjutkan dengan witir.Sehabis sholat di lanjutkan Tadarrusan.

Menjelang sahur dari mesjid terdengar suara membangunkan untuk melaksanakan sahur.Kadang anak2 keliling kampung berteriak “sahur” sambil memukul jergen, kaleng, dll .

Setelah Sholat shubuh ada istilah “jalan-jalan shubuh”.Biasanya banyak di lakukan kaum muda.Jembatan Tinambung di jadikan tempat terakhir mereka bersendau-gurau, sambil menyaksikan anak-anak membunyikan alat peledak yang terbuat dari busi bekas di isi dengan belerang dari korek api.Kadang di jembatan di adakan balapan liar pada waktu menjelang buka (ngabuburit) dan pagi hari.Di pinggir-pinggir sungai Mandar kadang terdengar “ pappalippa pattung” (bentuknya seperti meriam yang terbuat dari bambu).Dulu kadang ada persaingan bunyi pattung yang paling keras antara pattung yang ada di sebelah timur dan barat sungai Mandar.

Sore hari sepanjang bulan Ramadhan pasar “dadakan” muncul.Aneka jajanan kue disajikan penjual seperti : sambusa, jalangkote, panada,pisang ijo,katiri mandi, lopis,kue lapis,es buah,gogos,taripang, buah rangas,roko-roko unti,kui-kui,agar-agar,putu manyang, onde-onde,dll.Penjual yang sudah menjual bertahun-tahun akan mngetahui waktu-waktu dagangannya laris, yaitu awal puasa (pada saat itu orang masih malas membuat kue sendiri) dan akhir puasa (karena orang sudah fokus membuat kue kering).

Pada akhir puasa, malam lebaran di laksanakan takbiran.Kendaraan dari berbagai mesjid berkumpul di halaman Mesjid Raya Tinambung.Mobil di hiasi dengan nuansa Islami, ada yang membawa bedug, miniatur mesjid dll.Star dari Mesjid Raya puluhan motor dan mobil akan berkeliling kampung menyerukan kebesaran Sang Khalik.Pada malam itu terlihat di halaman rumah-rumah penduduk banyak yang sedang memasak buras dan ketupat.

0 comments

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar